Merindukanmu.

Hari ini, untuk kesekian kalinya aku merindukanmu lagi, masalalu.
Kamu, hadir lagi dalam bayangku.
Pesonamu belum hilang.
Kapan aku bisa melupakanmu dan mengganti dengan kamu yang lain?
Segenap memori itu masih terekam jelas di otakku. Dua tahun bukan waktu yang sebentar, ya.
Kamu, meninggalkan sejuta kenangan.
Sayang, yang dipertemukan Tuhan belum tentu disatukan.
Tuhan memang satu. Kita yang tak sama. Kalimat itu begitu menyakitkan, ya. Untuk kita.
Aku masih ingat bagaimana kamu dengan segala hal misteriusmu yang selalu mengejutkan.
Aku masih ingat bagaimana kamu dengan segala sikapmu yang dingin.
Aku masih ingat bagaimana kamu selalu berusaha membuatku bahagia dan menempatkanku sebagai wanita teristimewa.
Aku masih ingat bagaimana kamu membuatku menangis.
Aku masih ingat bagaimana rasanya memelukmu erat, tanpa mau kehilanganmu.
Aku masih ingat bagaimana kamu berusaha membuatku tertawa.
Aku masih ingat bagaimana menggandengmu erat, tanpa mau melepaskannya.
Aku masih ingat betul semua itu.
Apakah kamu juga masih mengingatnya, sayang?
Oh, maaf. Seharusnya panggilan itu tak pantas kuucapkan lagi.
Namun hari ini aku merindukanmu. Aku benci ketika masalalu itu datang lagi.
Membuka kembali memori yang sedang berusaha kukubur dalam-dalam.
Tolong, pergilah jauh-jauh dari hidupku.
Bukan aku menyesal mengenalmu. Tapi aku takut terlalu dalam mencintaimu.
Semoga kamu mendapatkan yang jauh lebih baik dariku, sayang. Juga yang sama, denganmu.
Begitu pula aku.

Comments

Popular posts from this blog

Perihal Bahagia

Salah Sendiri

Si Ratu Telat #1