(Mungkin) Kebetulan?

Untuk sosok lelaki yang cuek nan dingin,
yang pernah bahkan (mungkin) masih bersinggah di hati saya.

Hari ini saya bertemu kamu secara tidak sengaja. Kebetulan saya sedang mengantar majalah untuk langganan-langganan orang tua saya. Sudah semacam rutinitas bagi saya setiap bulan, karena Ayah saya kini sedang mengadu nasib di Jakarta, tidak disini bersama kami. Satu per satu rumah saya datangi. Yaah, beruntung memang kalau bertemu dengan orangnya dan langsung membayarnya. Tapi kalau tidak bertemu ya apadaya, tidak mendapat uang, istilahnya nggak bejo. 

Saya menikmati perjalanan saya, hingga sang surya mulai tenggelam. Sampai saya tiba pada suatu rumah. Saya bertemu dengan anak dari si pemilik rumah, saya cukup mengenalnya. Tapi bukan anak si pemilik rumah yang ingin saya ceritakan. Saya bertemu kamu, lelaki cuek nan dingin, di rumah itu. Lama tak berjumpa, ya. Saya (sedikit) rindu. 

Salah satu wanita yang tergabung juga disitu dan yang cukup saya kenal, menggoda saya untuk ikut bergabung. Dia mendekati saya, lalu berkata "Ada dia lho". Lalu kenapa? Apakah terlihat sekali kalau saya menyukai dan mendekati lelaki itu? Rasanya tidak.

Tapi entah kenapa, rasanya saya bahagia sekali. Antara kaget dan salah tingkah bisa bertemu kamu di rumah itu. Karena tidak ingin semakin salah tingkah, saya buru-buru pamit. Saya terlihat begitu bodoh, rasanya saya ingin terbang dan pergi secepat kilat dari tempat itu. Saya memang sudah salah tingkah. Dalam perjalanan pulang pun, saya masih memikirkan pertemuan itu, saya masih merasa gugup dan deg-degan.

Sepulang dari rumah itu, saya memutuskan ingin mampir sebentar di warung internet untuk menuliskan ini. Dan entah kebetulan lagi atau apa, saya bertemu wanita yang dulu pernah mengejar-ngejar kamu, mungkin sekarang pun masih. Saya tidak mengerti seluruh rangkaian pertemuan hari ini apakah kebetulan atau bukan. Tapi kata orang, "Tidak ada yang namanya kebetulan". 

Saya tidak mengerti dengan perasaan saya, hari ini khususnya. Apakah perasaan itu masih ada, atau hanya kaget biasa karena lama tak berjumpa. Saat ini saya hanya ingin fokus pada sekolah saya. Saya tidak ingin seorang lelaki merusak impian saya lagi seperti dulu. Mungkin saya berlebihan. Tapi kalau memang perasaan itu benar masih ada dan lelaki itu memiliki rasa yang sama, itu bonus. 

Terima kasih sudah membuat saya melayang bahagia hari ini, 
walau hanya sebentar.

Comments

Popular posts from this blog

Perihal Bahagia

Salah Sendiri

Si Ratu Telat #1